Kamis, Juni 18

Sleep Better

Tidur adalah sebuah kebutuhan dasar mahluk hidup. Tidur dikatakan suatu aktivitas untuk men-charge-tubuh kita, 'mengisi waktu' energi tubuh kita. Idealnya kita tidur 7 jam sehari, tapi waktu tidur optimal itu sulit dicapai.
Berikut ini adalah rangkuman tiga penelitian tentang tidur.

I Terapi Sederhana SUDAH CUKUP

Apnea tidur obstruktif (Obstruktif sleep apnea/OSA) kian menyita perhatian, mengingat kaitannya dengan gangguan kardiovaskuler, kecelakaan lalu lintas, maupun kecelakaan kerja. Selain menggali penyebab, para ahli pun berusaha menemukan terapi yang paling efektif memerangi OSA.

Selama ini, terapi OSA dijalankan di rumah sakit, di bawah pengawasan dokter spesialis. Kini Nick A. Antic dari Adelaide Institute for Sleep Health dan para koleganya berhasil merumuskan terapi baru yang lebih sederhana dan terjangkau.

Dengan menggandeng perawat berpengalaman, alat diagnosis portable serta mesin penghembus udara positif berkesinambungan (CPAP), Antic optimis terapi baru itu sama efektifnya dengan terapi rumah sakit.

"Walaupun persentase mengantuk di siang hari, kualitas hidup serta ketergantungan pada mesin CPAP terbilang sama, namun jumlah rata-rata kunjungan dokter pada pasien terapi baru lebih sedikit (0,18 kali), dibandingkan pada terapi normal (2,36 kali)", tandas Antic.


II Bobot Tubuh Surut Risiko Menciut

Sebuah studi yang melibatkan 72 pasien apnea tidur obstruktif obesitas menyimpulkan, penurunan bobot tubuh minimal 15 kilogram memperbesar kemungkinan terlepas dari kondisi itu hingga lebih dari 80 %. Pengaruh itu hanya terlihat jika penurunan berat badan diperoleh dari perubahan pola makan dan pola hidup, bukan dari mengurangi makan saja, ulas American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine edisi Februari 2009.


III Ramal Risiko Lewat Anatomi Mulut

Peneliti Seoul National University College of Medicine melakukan eksperimen dengan alat videofluoroscopy – alat yang menggabungkan gambar sinar X dengan rekaman video – kepada 53 pasien apnea tidur obstruktif dan 10 responden lain yang memeiliki kebiasaan mendengkur.

Hasilnya,, pasien apnea tidur obstruktif memiliki struktur langit-langit mulut yang lebih panjang dan bersudut, dibandingkan responden pengontrol. Penambahan panjang dan derajat sudut langit-langit mulut tersebut terjadi selama pasien terjaga (terbangun sejenak dari tidur), dan selama "desaturation sleep event" – momen saat kadar oksigen darah menurun sebanyak kurang lebih 4% karena terganggunya proses respirasi.

(Penelitian dipublikasikan melalui Archives of otolaryngology – Head & Neck Surgery itu dikepalai oleh Dr. Chul Hee Lee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar